Tiga gelar yang diraih Indonesia didapat dari sektor tunggal putra, ganda putra, dan ganda campuran. Sedangkan dua gelar yang diraih China diraih dari sektor tunggal putri dan ganda putri.
Vita Marissa/Preveen Jordan berhasil mengalahkan pasangan ganda campuran juara dunia asal Indonesia Liliyana Natsir/Ahmad Tantowi dalam pertarungan 3 game dengan skor 22-20, 9-21, dan 21-14 pada laga final di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu (29/9).
Menurut Vita, kemenangannya tidak lepas dari kesalahan yang sering dibuat oleh pasangan Liliyana/Tantowi.
"Hari ini. Owi (sapaan Tantowi) lebih sering error sendiri,” ungkapnya.
Ia mengaku, pada set pertama ia berhasil main lepas dan santai. Namun, pada set kedua, ada rasa lebih yakin dan ingin menyudahi permainan, tetapi malah berbalik kalah. Pada set ketiga, mereka bisa kembali bermain lepas dan memenangkan set ketiga.
Menurutnya, pertandingan melawan pemain dari negara sendiri gampang gampang-susah. Alasannya, kedua pasangan tersebut sudah tahu kebiasaan bola yang dipukul oleh lawan mereka.
Seringnya kesalahan sendiri yang dibuat oleh Tantowi juga diakui oleh Liliyana. Kesalahan yang paling fatal adalah ketika pada set pertama di angka-angka terakhir, Tantowi melakukan kesalahan sendiri secara berturut-turut. Alhasil, lawan mendapatkan 4 poin.
"Tantowi harus introspeksi diri," ungkap pasangan Tantowi tersebut.
Setelah pertandingan Yonex-Sunrise Indonesia Grand Prix 2013 akan ada banyak pertandingan-pertandingan lainnya ke depan sehingga tidak berpuas diri seteah mendapatkan juara di kejuaraan dunia.
Pada ganda putra, pasangan muda Ronald Alexander/Selvanus Geh gagal membuat kejutan kembali. Setelah pada perempat final mengalahkan juara dunia Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan, mereka gagal mengalahkan senior mereka, Angga Pratama/Ryan Agung Saputra.
Pasangan muda tersebut kalah dalam pertarungan tiga game yaitu 17-21, 21 -15, dan 21-16. Dengan kekalahan tersebut Ronald/Selvanus hanya menempati posisi kedua Yonex-Sunrise Indonesia Grand Prix 2013, sedangkan sebagai juara adalah Angga/Ryan.
Pasangan muda tersebut memang sempat menang pada game pertama, tetapi pada game kedua mereka mengalami kelelahan dan harus mengakui keunggulan lawan.
Dibandingkan dengan Ronald/Selvanus, pasangan Angga/Ryan memang bisa dibilang lebih segar. Pada babak semifinal, pasangan Angga/Ryan tidak bertanding lantaran salah satu dari lawan mereka cedera.
Angga mengakui, faktor kebugaran memang berpihak kepada dirinya dan Ryan. Namun, menanggapi kemenangan tersebut, ungkapnya, tidak hanya dipengaruhi faktor kebugaran saja, tetapi hal-hal lain juga berpengaruh.
“Yang siaplah yang menang,” ujarnya. Dalam pertandingan tersebut, Angga mengaku, ia dan pasangannya tidak menganggap remeh lawan dan tetap fokus pada pertandingan.
Gelar teresebut merupakan gelar mereka ketiga pada tahun ini. Dua gelar sebelumnya yang diraih mereka adalah Australia Open dan Selandia Baru Open. Setelah di Indonesia Granprix, mereka selanjutnya akan mengikuti kejuaraan di Denmark dan Paris, Prancis.
Pada sektor tunggal putra, Simon Santoso berhasil mengalahkan Dionysius Hayom Rumbaka dengan dua game langsung. Simon unggul 21-17 dan 21-11.
Sektor tunggal putri dan ganda putri menjadi milik China. Di tunggal putri, Di Suo berhasil mengalahkan Xue Yao dengan 21-12 dan 22-20. Pada sektor ganda putri, pasangan Ying Luo/Yu Luo berhasil mengalahkan pasangan pasangan China lainnya, Dongping Huang/Yi Fan Jia 19-21, 21-15, dan 21-18
0 komentar:
Posting Komentar